Langsung ke konten utama
Pandangan Covid-19 bagi Islam

Wabah corona virus disease atau lebih kita kenal dengan nama virus Corona atau covid-19. Virus ini pertama kali terdeteksi muncul di Cina tepatnya di kota Wuhan pada akhir tahun 2019. Organisasi kesehatan dunia atau WHO telah mengumumkan wabah corona sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Karena belum ditemukan obat serta metode penularannya secara pasti terhadap kasus covid-19. Adapun salah satu upaya yang efektif dan sudah dilakukan di beberapa negara untuk menghentikan laju wabah virus Corona adalah dengan penguncian atau lockdown.

 Dalam Islam wabah virus Corona ini merupakan sebuah ujian bagi suatu kaum agar selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagai umat Islam sudah seharusnya kita selalu bersabar dan bertawakal serta berdoa dalam menghadapi ujian dan musibah yang datang menghampiri. Bagi kaum muslim, munculnya wabah seperti pandemi covid-19 ini bukanlah hal yang baru. Dapat kita baca dalam banyak literatur dan dari sejarah, Islam sudah memberikan tuntunan di kala menghadapi wabah.

Virus covid 19 tidak dapat disangkal juga merupakan makhluk ciptaan Allah swt. Sebagai umat Islam diyakini bahwa setiap yangi diciptakan memiliki nilai manfaat bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Allah swt, berfirman dalam QS. Al-Hijr: 85 s a lia Artinya: "Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apai yang ada diantara keduanya, melainkan dengan benar."

Berdasarkan ayat di atas dinyatakan bahwa: "Dan tidaklah kami ciptakan langit dengan segala yang menghiasinya, dan tidaki juga diciptakan bumi dengan segala makhluk yang ada di permukaan atau perutnya, dan demikian juga apa yang ada diantara keduanya, yakni langit dan bumi, baik yang telah diketahui manusia maupun belum atau tidak akan dapat diketahui, tidak kami ciptakan itu l semua melainkan dengan haq, yakni selalu disertal dengani kebenaran dan bertujuan benar, bukan permainan atau kesia-siaan.' Virus covid 19 menyebar penyakit yang tidak lazim, dengan gejala yang berbeda dengan biasanya. Virus corona jenis baru yang disebut SARS-CoV-2, yang sebelumnya disebut 2019-nCoV adalah baru yang belum didentifikasi pada manusia virus jenis sebelumnya. Penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 inilah pada akhirnya disebut Covid-19. Jadi, virus jenis baru ini akhirnyai lebih dikenal sebagai corona Covid-19. Corona virus adalah keluargai besar virus yang bisa menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasai hingga penyakit pernapasan paling parah, seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Ajaran Agama Islam telah memberi suatu penegasan bahwai tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya, hanya manusia belum menemukan. Penemuan obat itu tidak serta merta datang begitu i saja tetapi melalui proses pengembangan ilmu pengetahuan.

Situasi ini telah mengubah pola hidup, pola pikir, pola tindak manusia. Kebiasaan yang telah menjadi aktivitas keseharian berubah total. Biasanya jabat tangan, Cipika-cipiki saat ketemu dalam situasii ini dihindari. Muncullah tradisi baru jabat tangan diganti salam kaki, atau tangan kanan ke dada kiri kemudian menunduk sedikit. Cipika-i cipiki diganti dengan cium jauh dan masih banyak lagl prilaku i manusia yang berubah karena khawatir akan terkontaminasi dengani virus covid-19. Fenomema penyebaran virus covid 19 telah berlangsungi selama 4 bulan. Semua sendi kehidupan bergerak. Menjadi bahan perbincangan mula dari kalangan atas sampal kalangan bawah. Mulai dari kaya sampai miskin, orang dewasa sampal anak-anak. i Betapa seksinya covid-19. Media online, media massa, televisi, radio semuanyai membincang virus kecil ini. Para pakar dari segala bidang ilmu tidak i ketinggalan memberi komentar, analisis, solusi dari berbagall perspektif. Kehadiran corona virus telah membuka pikiran, tindakan, aksi reaksi dari berbagal kalangan dan berbagai aspek. Disadari atau i tidak kehadirannya telah memberi banyak pelajaran.hal ini mungkin masih banyak MATERI AJAR yang belum Hal ini mungkin m masih banyak i tersampaikan kepada manusia. Disadari bahwa Covid-19 merupakan makhluk ciptaan Allah swt. Yang diciptakan bukan tanpa hikmah tetapi telah memberi pembelajaran berharga. 

Kehadiran Pandemi Covid-19, makhluk ciptaan Tuhan in,i telah banyak hikmah yang diperoleh. Para pendidik menyebutnya dengan pembelajaran atau edukatif. Telah memberi pembelajaran berharga. Siapapun anak bangsa bisa belajar hidup bersih dan sehat, pedull akan keluarga dengan work for home (WFH), tidak sombong akan kemampuan lImu yang dimillkinya. Pada saat yang sama, kita semua bisa belajar untuk introspeksi diri agar tetap menyandarkan diri pada Sang Pencipta. IImu manusia sangat terbatas, maka Tuhanlah Yang Maha segalanya. Tugas manusia adalah belajar dan terus belajar agar apai yang diciptakan Tuhan bermanfaat untuk kemanusiaan. Fenomena kemunculan Covid-19 juga mengajarkan kita kemball akan "hidup saling". Saling asah, saling asih, dan saling kepedulian, rasai asuh menguatkani rasa menghormati, saling menyayangi. Inilah ruh kemanusiaan yang harus terus di asah, apalagi di masa sulit ini. 

Covid-19 juga mengajarkan kita untuk tidak merasa diri yang paling benar (truth claim). Kita harus saling menaingatkan, karena kita sadar sebagai manusia makhluk yang lemah, membiasakan cara pikir dan bertindak benar, dan terpenting adalah menjaga kebersihan hati dan jiwa (tazqiyah an-nufus). Covid-19 telah maujud menjadi sosok guru yang telah memberikan pembelajaran yang sangat berarti baai manusia. Islam telah menganjurkan kepada umatnya untuk mengambil banyak elajaran dari ayat-ayat Tuhan yang qauliyah (tertulis dalam alQuran, sunnah dan qaul ulama) juqa ayat-ayat yang kauniyah yang tersebar di alam raya ini termasuk fenomena Covid-19. Jpaya pencegahan dan penanggulangan untuk melawar Covid-19 telah dilakukan. Kita tidak boleh berhenti berikhtiar, disertaii dengan berdoa dan bertawakkal. Virus corona tidak saja menjad lawan yang membahayakan umat manusia tetapi juga menjadii kawan dalam konteks menjadi guru kehidupan tempat manusia belajar.

Komentar